Salam Damai Sejahtera

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Minggu, 17 Januari 2021

MAXIMILIANA ALFRIESTANTYA HERLIAN PUTRI

 Doa ROSARIO


APP21




RABU ABU




Membaca Kitab Suci





38 komentar:

  1. Kisah para rasul 1: 1-26
    • Refleksi : dari kisah roh kudus dijanjikan, yesus terangkat ke sorga dan rasul-rasul menanti-nanti saya bisa mendapatkan refleksi bahwa kita sebagai pengikut yesus harus juga bisa bersaksi atas kerajaan surga seperti Ia yang menampakkan dirinya dan berbicara mengenai kerajaan allah. Karena apapun itu hal yang kamu rasakan di dunia, ataupun hal yang kamu dapat di dunia tidak akan bertahan selamanya karena apa yang berasal dari bapa akan berpulang kembali juga kepada bapa dalam kerajaan surga. Dan jika ditanya, kapan kerajaan surga datang? Kita tidak perlu tau tentang masa serta waktu tersebut, karena nanti pada masanya kita akan mengerti mengenai hal tersebut dan Ia pun juga akan kembali untuk kita dengan caranya yang sama seperti Ia naik ke surga. Maka dari itulah, untuk bersiap dan berjaga, wartakanlah hal kerajaan allah atau kerajaan sorga seperti yang Ia perintahkan pada kita dan berdoalah untuk pada masanya nanti, agar kita jauh lebih siap dalam iman. Dan dari matias dipilih menggantikan yudas saya bisa merefleksikan bahwa apapun yang nantinya menjadi pilihan kita, kita tetap harus berserah dan meminta petunjuk mengenai keputusan kita terhadap Bapa. Boleh kita menentukan apa yang memang sesuai dengan kita, namun ketika Bapa tidak "merestui" dan kita yang tidak mencampurtangankan Bapa dalam pilihan kita maka tidak akan berjalan lancar sebagaimana yang kita kehendaki di awal. Maka dari itu, saya selalu percaya bahwa keputusan yang diambil oleh Bapa ataupun dengan mengikut sertakan Bapa dalam segala urusan adalah hal yang terbaik. Walaupun nanti hasilnya tidak sesuai dengan pilihan kita sendiri namun nantinya akan berjalan lancar dan sebagaimana yang dikehendaki Bapa dan kita sendiri.
    • Ayat yang disukai
    Kisah para rasul 1:5
    "Sebab yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus"
    Menandakan bahwa Ia tidak hanya menganggap kita yang berdosa sebagai anak-anaknya namun juga sebagai pengikut Kristus melalui perantaraan Roh Kudus yang beserta kita. Maka saya menganggap bahwa ini adalah sesuatu yang sangat special bagi saya yang sebenarnya tidak layak namun, tetap akan layak sampai kapanpun itu di hadapan-Nya

    BalasHapus
  2. Kisah para rasul 2: 1-47
    * Refleksi : dari bab serta ayat tersebut saya bisa lebih bisa lagi merasakan bahwa percaya pada Tuhan memang cara atau jalan yang terbaik untuk dapat memperoleh kehidupan yang suka cita. "Karena ketika Ia berdiri disebelahku dan aku mempercayai-Nya maka aku tidak akan goyah dan hatiku bersukacita jiwaku bersorak-sorak bahkan tubuhku akan diam dengan tentram, karena Engkau akan memberitahukan kepadaku jalan kehidupan dan Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu"
    * Ayat yang di suka
    Kisah para rasul 2: 35
    "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Ku buat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu" berikan semua kepercayaan dan harapanmu kepada-Nya, terimalah, doakanlah serta maafkanlah mereka sebagaimana kamu memaafkan saudara kandung dan ketika itulah Ia akan membalasnya terhadap kita dengan menempatkan mereka sebagai "tumpuan kaki" mu kelak.

    BalasHapus
  3. Kisah Para Rasul 3: 1-26
    • Refleksi : refleksi yang bisa saya ambil dari kisah tersebut adalah tentang kepercayaan kita terhadap Tuhan. Kita sendiri juga sudah tidak asing dengan kalimat bahwa ketika kita percaya maka Tuhan Allah kita akan memberikan kelegaan dan apapun yang terjadi pasti akan baik saja. Dan itu pun juga berlaku pada petrus yang dimana ia percaya terhadap Tuhan atas apa yang selama ini diberitakan dan ia pun juga menjadi saksinya. Ia percaya dengan memberitakan apa yang diberitakan Tuhan padanya selama ini. Maka dari itu, saya pribadi pun dari kisah ini diajarkan untuk bisa menjadi lebih percaya lagi, bahwa karena ketika kita percaya dengan memuliakan Tuhan yang juga dengan memberitakan injil maka segala apapun yang aku terjadi kedepan akan baik saja.
    • Ayat yang disuka
    Kisah Para Rasul 3: 19
    "Karena itu sadarlah dan bertobatlah supaya dosamu dihapuskan"
    Manusia adalah "tempat pembuat dosa" menurut saya, maka ketika Ia berfirman untuk hendaknya manusia bertobat, maka memang kita seharusnya bertobat agar dosa kita dihapuskan dan agar bisa menjadi atau merasa lebih pantas di hadapan Bapa kita.

    BalasHapus
  4. Kisah Para Rasul 4: 1-37
    • Refleksi : dari kisah tersebut mengajarkan saya untuk jangan takut mewartakan atau menyebarkan injil Tuhan di hadapan orang banyak, atau juga sama hal nya dengan jangan takut untuk menjadi minoritas dalam mayoritas karena kita menyebarkan apa yang memang sebenarnya dikehendaki oleh Allah bukan oleh dari kehendak lain.
    • Ayat yang di suka
    Kisah Para Rasul 4: 32
    "Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama"
    Yang dimana sebagai pengingat untuk bisa berbagi dengan sesama, tidak merasa lebih unggul dalam suatu bidang begitu juga sebaliknya, karena kita sama dan apa yang kamu punya itu juga menjadi milikku karena kepunyaan itu adalah milik bersama.

    BalasHapus
  5. Kisah Para Rasul 5 : 1- 42
    • Refleksi : dari ayat tersebut saya bisa belajar bahwa jangan sekali-kali kamu berbohong kepada Tuhan ataupun kepada siapapun itu, karena pada dasarnya kita pun juga tahu bahwa berbohong adalah hal yang tidak baik, hal yang pun juga tidak dikehendaki oleh Tuhan kita sendiri. Maka dari situ saya bisa belajar bahwa apa yang saya miliki, apa yang saya rasakan saat ini jawablah saja dengan jujur sebagaimana yang dikehendaki Allah. Dan dari "Rasul-rasul di hadapan Mahkamah Agama - Nasihat Gamaliel" menyadarkan saya bahwa kita harus bersikap adil pada sesama, jangan hanya karna kita tidak suka dengan pribadinya atau tidak suka dengan perilakunya maka semua permasalahan disalahkan ke orang tersebut. Dari sinilah saya belajar bahwa kita harus adil terhadap sesama, melihat dan meneliti mana yang benar dan salah dalam suatu permasalahn yang melibatkan banyak orang, sehingga kita bisa berlaku adil pada semuanya tanpa terkecuali.
    • Ayat yang di suka
    Kisah Para Rasul 5: 29
    "Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab katanya : 'kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia'"
    Apapun yang orang kehendaki untuk kita selalu libatkan Tuhan agar apa yang kamu jalani juga bisa seturut dengan kehendak Tuhan pula. Dan untuk mengerti apa yang dikehendaki memang sulit, namun ketika kita mencoba untuk bisa selalu dekat dengan Tuhan serta selalu melibatkan serta meminta pertolongan hanya pada-Nya, maka kita pasti akan mengerti apa yang dikehendaki-Nya, walaupun memang tidak mudah untuk bisa mengerti hal tersebut.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Minggu Prapaskah II 28 Feb 2021
    Bacaan I: Kej 22:1-2.9a.10-13.15-18
    Bacaan II: Rom 8:31b-34
    Bait Pengantar Injil: Mrk 9:7
    Bacaan Injil: Mrk 9:2-10

    • Refleksi :
    Abraham melampaui rasa kepemilikan dan rasa kemanusiaannya yang besar terhadap anak tunggalnya. Ia mau mengurbankan anak tunggalnya itu. Iman sesuatu yang berharga dan penting, karena itu ia meminta juga hal yang berharga dalam hidup kita. Membebaskan diri dari ketergantungan apa pun kecuali kepada Tuhan adalah salah satu ciri khas iman. Di pihak lain, cinta yang total itu juga ditunjukkan oleh Tuhan kepada manusia. Allah telah memberikan putra-Nya yang tunggal untuk keselamatan manusia. Kristus mengalami kesengsaraan, namun bangkit kembali demi keselamatan manusia.

    BalasHapus
  8. MINGGU, 7 MARET 2021
    BACAAN I: Kel. 20: 1-17
    MAZMUR:: 19: 8.9.10.11;
    BACAAN II: 1Kor. 2: 13-25
    BACAAN INJIL: Yohanes 2: 13-25
    Refleksi :

    Setiap usaha manusia adalah baik adanya. Namun, perlu ditanyakan lebih lanjut apakah usaha yang dilakukan manusia itu benar atau tidak dalam pandangan Allah. Apakah yang kita benar-benar sungguh-sungguh berkenan di mata Allah? Apakah setiap yang kita upayakan terjadi di dunia ini direstui oleh Allah? Tentunya tidak semua. Ada banyak hal yang kadang di mata kita baik dan benar, namun di mata Allah justru lain. Oleh karena itu, kita perlu mendengarkan suara Allah. Bacaan hari ini, ajakan kita untuk lebih mau mendengarkan hikmat Allah, serta mematuhi apa yang dikatakan-Nya. Hikmat Allah itu dalam Perjanjian Lama disampaikan melalui Sepuluh Perintah Allah. Perintah Allah yang melandasi hidup kita dalam berelasi dengan Allah dan sesama. Demikian juga dalam Injil, Yesus tidak menyerahkan hidup-Nya pada hati manusia. Yesus tahu 'apa yang ada dalam hati manusia'. 'Hati manusia cenderung mengarah pada kemuliaan, kesenangan, dan yang semu. Hikmat Allah yang sering dikatakan 'kebodohan' oleh manusia yang menghantar pada keselamatan, kedamaian, dan kebenaran di dalam Allah.

    BalasHapus
  9. Kisah Para Rasul 6: 1-15
    • Refleksi : dari kisah tersebut saya bisa merefleksikan bahwa apapun yang dikatakan orang mengenai kita, atau perbuatan kita. Menghujat atau menjerumuskan kita hanya karna ia ingin menang, tidak perlu untuk membalas perbuatan yang sama seperti apa yang mereka lakukan kepada kita. Cukup terima semua itu, serahkan semuanya pada Tuhan, dan berdoa untuknya. Maka kita akan mendapat ketenangan, ketentraman hati, tanpa ketakutan juga bahkan kekhawatiran terhadap hal tertentu.
    • Ayat yang di suka
    Kisah Para Rasul 6:15
    "Semua orang yang duduk dalam sidang mahkamah agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat nuka Stefanus sama seperti seorang malaikat"
    Menandakan walaupun kita di benci, direndahkan, dijerumuskan ia tidak menerima itu dengan marah, dengan rasa takut atau rasa ingin balas dendam, namun menerima itu dengan ikhlas dan menggantungkan semuanya pada Tuhan, maka ia merasa damai, yang terlihat dari raut mukanya yang bersinar serta damau seperti seorang malaikat.

    BalasHapus
  10. Kisah Para Rasul 7:1-60
    • Refleksi : Stefanus memilih tidak membela diri, melainkan bersaksi tentang karya keselamatan Allah kepada bangsa Israel melalui Yesus Kristus. Dalam kesaksian Stefanus, ia mengawali argumennya dari panggilan Allah kepada Abraham untuk keluar dari negerinya menuju tanah pusaka yang dijanjikan Allah untuknya dan keturunannya. Melalui Ishak, lahirlah Yakub dan kedua belas suku Israel. Untuk kelangsungan hidup bangsa Israel di Mesir, Allah memakai Yusuf untuk memelihara umat-Nya. ketika umat Allah mengalami penindasan yang dilakukan bangsa Mesir, Allah memanggil Musa untuk membebaskan umat-Nya. Selama empat puluh tahun di padang gurun, orang Israel dipersiapkan Allah untuk menjadi bangsa yang kudus. Dengan berbagai tanda mukjizat dan Taurat-Nya, Tuhan memastikan ketaatan bangsa Israel. Karena kekerasan hati dan tegar tengkuk orang Israel, mereka berkali-kali melawan Tuhan dengan menyembah para dewa asing, yaitu Molokh, bintang dewa Refan, dan patung Baal. Kemurahan dan kasih sayang Allah dibalas oleh bangsa Israel dengan air tuba. Kenyataannya, kesetiaan Allah atas perjanjian-Nya tidak pernah pudar. Melalui Yosua, Daud, dan para nabi-Nya, Tuhan memastikan datangnya Orang Benar, yaitu Yesus yang telah mereka bunuh.
    • Ayat yang disuka
    Kisah Para Rasul 7: 50
    "Bukankah tangan-Ku sendiri yang membuat semuanya ini?"
    Mengingatkan bahwa apa yang ada didunia ini adalah berkat buatan-Nya, tanpa akal dan budi yang diberi dari-Nya untuk kita manusia, maka teknologi serta pengetahuan yang telah ada dan yang saat ini sedang dipelajari tidak akan ada. Maka dari itulah untuk selalu mengucap syukur dan terima kasih, karena tanpa-Nya hidup kita tidak akan berjalan atau merasa seperti ini.

    BalasHapus
  11. Kisah Para Rasul 8:1-40
    • Refleksi : Jemaat perdana beriman dan bersaksi bagi Kristus. Pertama, mewartakan Yesus sebagai Juru Selamat (4-5, 12). Kedua, memperlihatkan bahwa Yesus yang mereka sembah adalah Allah yang berkuasa atas roh jahat dan sakit penyakit (6-7). Ketiga, membuka kedok kebohongan kuasa kegelapan dan pada saat yang sama menyatakan kebenaran Allah kepada semua orang (9-13). Keempat, selain baptisan air sebagai lambang pertobatan, para rasul menyatakan baptisan Roh Kudus (15-17). Kelima, memelihara iman. Pemeliharaan iman bertujuan untuk menumbuhkan iman: berakar dan berbuah bagi Kristus. Selain itu, kesaksian yang benar terletak pada motivasi dan ketulusan. Oleh karena itu, janganlah kita sesekali mengotori hati dengan keinginan duniawi, seperti yang dilakukan oleh Si Tukang Sihir yang bernama Simon (18-19).
    • Ayat yang disuka
    Kisah Para Rasul 8: 37
    " sahut Filipus:'jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh.' Jawabnya: 'aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah'"
    Menandakan bahwa ketika kita dibaptis, maka kita menunjukkan bahwa kita percaya pada Yesus Kristus yang sebagai Anak Allah. Dan pun untuk selanjutnya, kita pun akan semakin percaya dan semakin percaya lagi pada-Nya.

    BalasHapus
  12. MINGGU, 14 MARET 2021

    BACAAN I: 2Taw.36: 14-16.19-23
    BACAAN II: Ef. 2: 4-10
    BACAAN INJIL: Yohanes 3: 14-21

    RENUNGAN:

    Pada waktu kecil, kita selalu berpikir bahwa semuanya adalah 'milikku'. Tidak boleh ada satu pun orang pun yang boleh diambil apalagi mengambil 'milikku' itu. “Semuanya ada bagi diri saya, untuk saya, dan hanya karena saya”. Maka, tiada pikiran sedikitpun untuk berbagi dengan orang lain. Itulah anak-anak dunia yang masih sangat egois. Dunia semacam ini adalah dunia yang mematikan. Mengapa mematikan? Karena kita tidak mempunyai relasi yang baik dengan diri sendiri, sesama, dan Tuhan. Kita terlalu memuja diri kita sendiri. Kita hanya berpikir bahwa pusat segalanya adalah diri sendiri. Orang lain selalu penghalang sebagai penghalang, yang merepotkan, yang membuat susah. Bahkan, Allah pun dilihatnya sebagai sosok yang terlalu banyak pemberi perintah dan aturan yang membuat kita tidak bisa lepas bebas.
    Yesus menyatakan, “… .tetapi siapa saja yang melakukan yang benar, ia datang kepada terang, menjadi kenyataan, bahwa perbuatan-perbuatanya dilakukan dalam Allah” (Yoh.3: 21). Orang yang hidup di dalam terang adalah orang yang hidup di dalam Allah. Orang yang menaruh pikiran dan perasannya dalam Kristus sehingga segala pikiran, ucapan, dan tindakannya sejalan dengan kehendak Allah. Ia melihat bahwa yang dijalaninya semata-mata karena Tuhan. Allah dilihat sebagai sosok Bapa yang dengan penuh kasih menuntun anak-anak-Nya untuk sampai pada keselamatan kekal. Dan sesama penghormatan sebagai teman yang dapat saling menopang untuk mewujudkan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Dengan semangat demikian, kita pun mau berbagi sesama, tidak mementingkan diri sendiri, tetapi selalu mengupayakan persekutuan yang solider dan empati satu sama lain.

    BalasHapus
  13. MINGGU, 21 MARET 2021

    BACAAN I: Yer. 31:31-34
    BACAAN II: Ibr 5:7-9
    BACAAN INJIL: Yohanes 12:20-33

    RENUNGAN:

    Peraturan yang dibuat dan diterapkan untuk mengatur kehidupan bersama kerap kali dilanggar atau tidak diindahkan. Umat pilihan Allah, yakni umat Israel pun demikian. Mereka begitu mudah melupakan dan melanggar apa yang telah mereka janjikan sendiri.
    Dalam Injil pada hari ini, kita diajak untuk taat pada perintah Bapa. Kita diajak untuk setia pada jalan keselamatan. Yesus, Sang Guru kehidupan, telah memberikan contoh nyata bagi kita. Ia menerima salib dalam hidup-Nya. Ia setia di jalan itu, yakni jalan turun dan penuh derita demi keselamatan kita. Itulah sebabnya, Yesus tidak pernah memohon untuk dibebaskan dari salib. Sekalipun, Ia adalah Putra Allah, Ia tetap taat kepada Bapa-Nya. Salib adalah cinta paling purna dari Tuhan untuk manusia.

    BalasHapus
  14. Kisah Para Rasul 10:1-48
    • Refleksi : Di Yope, Petrus tinggal di rumah Simon, seorang penyamak kulit. Di sini Tuhan memberikan penglihatan kepada Petrus. Ia melihat ada sebuah kain lebar yang di dalamnya terdapat binatang berkaki empat, binatang menjalar, dan burung. Lalu Tuhan meminta Petrus untuk menyembelih dan memakannya. Namun, Petrus menolak untuk makan makanan yang najis. Tuhan pun berkata bahwa apa yang dinyatakan Allah halal tidak boleh dinyatakan najis oleh manusia. Hal ini diulangi sampai tiga kali. Pengulangan ini menunjukkan penegasan pesan itu. Petrus memikirkan apa makna penglihatan itu. Belum memahami penglihatan itu, Petrus diberi tahu bahwa ada tiga orang akan datang mencarinya dan meminta ia pergi bersama-sama ketiga orang itu ke Kaisarea. Setelah mengetahui alasan kedatangan mereka, barulah Petrus memahami arti penglihatan itu. Dia pun pergi ke Kaisarea dan memberitakan Injil Yesus Kristus di rumah Kornelius, perwira pasukan Italia. Tuhan sedang mempersiapkan Petrus untuk lebih jauh masuk dalam rencana keselamatan Allah. Tuhan sedang meruntuhkan pemahamannya agar ia bisa mengerti rencana Allah yang besar. Dan itu berhasil. Petrus menyadari bahwa Allah telah meruntuhkan tembok pemisah antara Yahudi dan bukan Yahudi. Sebab keselamatan adalah milik semua bangsa. Lagi pula, ia menyaksikan karunia Roh Kudus sudah dicurahkan kepada Kornelius dan seisi rumahnya. Kerinduan Allah adalah agar manusia bisa memahami rencana agung-Nya dan terlibat di dalamnya. Sering kali Allah memberi tanda yang samar-samar bagi kita. Karena itu, kita perlu melatih kepekaan terhadap petunjuk Allah dalam hidup ini. Kita perlu mengarahkan pandangan kepada-Nya supaya kita terhisap dalam rencana agung-Nya.
    • Ayat yang disukai
    Kisah Para Rasul 10:4
    " semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau"
    Dari ayat tersebut saya menjadi lebih ingin lagi untuk rajin dalam berdoa dan bersedekah seperti apa yang diajarkan Tuhan pada anak-anaknya dan Allah pun akan mengingat kita.

    BalasHapus
  15. Kisah Para Rasul 11:1-30
    • Refleksi :
    Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang berpusat kepada Kristus. Gereja yang menyehatkan adalah gereja yang seluruh dinamikanya dikendalikan oleh Kristus. Gereja yang diberkati adalah gereja yang mengutamakan Kristus. Gereja yang menyejukkan adalah gereja yang siap berubah menjadi serupa dengan karakter Kristus. Gereja yang berbuah adalah gereja yang bersukacita karena mengenali pekerjaan Allah yang nyata di tengah-tengah umat-Nya. Sungguh penting bagi setiap orang percaya untuk terus mengutamakan Tuhan dalam perencanaan dan pengerjaan pelayanan. Adalah penting bagi kita untuk senantiasa mendoakan mereka.

    BalasHapus
  16. MINGGU, 28 MARET 2021

    MINGGU PALMA (MERAH)
    BACAAN I: Yes. 50:4-7
    BACAAN II: Flp. 2:6-11
    BACAAN INJIL: Markus 14:1-15:47/ Markus 15:1-39

    RENUNGAN:

    Dalam liturgi Minggu Palma, kita menemukan dua kisah yang bertolak belakang. Pertama kita merayakan kedatangan Yesus dalam kemuliaan dan sorak-sorai kala memasuki kota Yerusalem. Semua orang berteriak, “Hosana! Diberkati Dia yang datang dalam nama Tuhan!” Namun, yang kedua, tak lama kemudian kita mendengar dalam bacaan Injil yang diambil dari kisah sengsara bagaimana orang-orang berbalik sikap dengan menghujat Yesus sambil berseru: “Salibkan Dia!” Bahkan, mereka lebih memilih seorang penjahat bernama Barabas untuk dibebaskan dari pada Yesus.

    Kisah-kisah ini memberikan tiga hal kepada kita. Pertama, kita sering kali mudah termakan oleh kata-kata orang, apalagi yang mengatakannya adalah orang yang punya kekuasaan atau orang banyak. Kita kehilangan pegangan dan prinsip hidup kita. Kita takut dijauhi dan takut dipandang aneh. Kedua, disaat kita terhasut oleh pendapat orang kita semakin tidak mempunyai hati yang penuh kasih dan kelembutan kepada sesama yang menjadi korban. Kita kehilangan identitas diri kita sebagai murid Tuhan, yang harusnya bisa menjadi kawan dan penolong bagi yang menderita. Ketiga, kita bisa belajar kepada Kristus makna dari ‘pengosongan diri’. Pengosongan diri membuat kita lebih mendahulukan kedamaian, kerukunan dan kebaikan sesama di atas segalanya.

    BalasHapus
  17. Kisah Para Rasul 12: 1-25
    • Refleksi : Ketika raja Herodes memerintah terjadilah kekerasan dan penganiayaan terhadap orang-orang percaya. Herodes dengan kejamnya menganiaya dan membunuh orang-orang Kristen. Kemudian Herodes juga menangkap dan memenjarakan Petrus, Tidak dapat dibayangkan seperti apa perasaan Petrus ketika itu karena ia pasti akan bernasib sama seperti Yakobus karena ia dikawal dengan ketat oleh para prajurit Herodes, lagi pula kaki dan tangan Petrus dibelenggu dengan rantai yang kuat. Secara manusia habislah sudah harapan Petrus menikmati hidup. Kematian sudah di depan mata. Petrus hanya bisa berserah penuh kepada Tuhan. Mungkin saat ini kita mengalami hal yang sama seperti Petrus: terbelenggu rantai yang kuat, terbelenggu berbagai macam persoalan hidup (penyakit, krisis, dosa, tradisi dan lain-lain). Hidup seperti dalam penjara, tak berdaya dan tanpa harapan karena tak seorang pun memperhatikan dan menolong kita. Petrus pun tak dapat bergerak untuk lepas dan esok hari kematian pasti dialaminya. Namun ajaib, Petrus mengalami pertolongan Tuhan yang luar biasa, mujizat yang sama sekali tak terpikir oleh akal manusia terjadilah! Semua karena doa. Namun, bukan sembarang doa, tapi doa yang tekun dan penuh iman. Karena ketekunannya tergeraklah sorga dan kuasa Allah pun bekerja. Dia mengirimkan malaikatNya untuk melepaskan semua belenggu yang mengikat Petrus.

    BalasHapus
  18. Kisah Para Rasul 13:1-52
    • Refleksi : Paulus menuturkan kembali suatu rangkaian besar karya Allah dalam perjalanan hidup umat manusia. Saat itu Paulus berada di Pisidia, Antiokhia. Hari itu adalah hari Sabat. Setiap orang pergi ke sinagoge pada hari Sabat untuk bersama-sama belajar tentang Hukum Taurat dan Kitab para Nabi. Kali ini tidak hanya orang Yahudi yang hadir, tetapi juga orang-orang non-Yahudi. Di rumah ibadat Paulus mengambil kesempatan untuk berbicara. Dia memakai kesempatan ini untuk menuturkan karya keselamatan Allah dalam Yesus. Dengan gamblang Paulus menyatakan mengenai kedatangan, penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus. Dalam penjelasan tersebut, Paulus sangat menekankan tentang figur Yesus yang lebih tinggi daripada hukum Musa. Sebab, dalam Yesus ada pengampunan dosa bagi semua manusia. Ternyata Injil yang disampaikan Paulus mendapat respons yang positif. Banyak orang menjadi percaya Yesus. Akibatnya, hampir seluruh kota berkumpul pada hari Sabat berikutnya untuk mendengarkan firman Allah. Tetapi, ada juga orang Yahudi yang menjadi iri hati dan menghujat Paulus. Karena mereka tidak paham tentang maksud Allah bahwa bangsa Yahudi harus menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah yang hidup. Tujuan utama hidup orang percaya adalah menjadi agen penyebar keselamatan Allah bagi dunia. Karena itu, bagilah pengalaman yang kita alami dalam Kristus kepada orang banyak agar mereka memperoleh anugerah Allah.

    BalasHapus
  19. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  20. Kisah Para Rasul 14:1-28
    • Refleksi : Sering kali kita merasa terbebani oleh berbagai tugas yang belum dapat diselesaikan, seakan-akan tiada habisnya. Apa yang tidak terselesaikan hari ini akan menumpuk pada hari berikutnya. Demikian pula dengan perjalanan iman. Acap kali kita merasakan keletihan iman. Kita merasa ujian iman tiada habisnya. Rasa kecewa dan keluhan kerap kali menggiring kita untuk tidak bertanggung jawab dalam mengerjakan sesuatu. Karena itu, kita perlu berhenti sejenak untuk introspeksi diri dan mensyukuri kesetiaan Allah dalam hidup kita. Setelah perjalanan misi pertama Paulus dan Barnabas, mereka berlayarlah ke Antiokhia. Sebab, di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan yang telah mereka selesaikan. Meski begitu banyak pekerjaan Allah yang harus mereka lakukan, Paulus dan Barnabas tetap menyisihkan waktu untuk bersyukur kepada Allah dengan cara berbagi pengalaman dan bercerita tentang tantangan dalam melayani Injil Kristus kepada jemaat di sana. Tujuan kedua rasul untuk berkumpul dan bersekutu dengan umat Allah agar mereka mengetahui bahwa pelayanan kepada Allah membutuhkan kegigihan dan kepasrahan kepada Allah. Selain itu, agar jemaat menyadari bahwa keselamatan Allah telah dibuka bagi bangsa-bangsa. Mungkin Allah telah memakai orang-orang di sekitar kita sehingga mereka dapat menolong kita menyelesaikan pekerjaan ini. Dengan cara yang tidak terduga, Allah bekerja melalui pekerjaan kita, baik yang sudah selesai maupun belum. Karena itu, janganlah lupa untuk mengucap syukur atas kesetiaan Allah di hidup kita.

    BalasHapus
  21. Kisah Para Rasul 15:1-41
    • Refleksi : Sebenarnya konflik merupakan hal yang paling ditakuti manusia dalam berelasi dengan sesamanya. Namun, tak bisa dihindari bahwa konflik adalah bagian dari dinamika kehidupan manusia. Jika diperhatikan secara objektif, suatu konflik tidak selalu berakhir negatif. Ada hal positif yang bisa dipetik dari konflik Paulus dan Barnabas, yakni keefektifan pelayanan. Mereka masing-masing melayani di tempat berbeda. Dengan begitu mereka dapat menjangkau lebih banyak jemaat yang sudah lama tidak dikunjungi. Sekali pun konflik terjadi dalam relasi Paulus dan Barnabas, namun pelayanan harus tetap berlangsung. Tuhan terkadang memakai konflik di tengah kehidupan orang percaya untuk menyatakan rencana-Nya. Konflik jika berakhir dengan baik akan membangun soliditas dan kedinamisan.

    BalasHapus
  22. Kisah Para Rasul 16:1-40
    • Refleksi : Hal yang menarik bagi saya adalah dimana keduanya saling mengerti mengenai rahasia kebebasan yang sebetulnya. Sukacita kebebasan itu bahkan melampaui kegembiraan kebebasan dari liang tutupan yang mereka idam-idamkan. Dimana hal yang dimaksud adalah dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, maka kita akan benar- benar bisa merasakan apa itu kebebasan yang sebenar-benarnya.

    BalasHapus
  23. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  24. Kisah Para Rasul 17 :1-34
    • Refleksi : Pastilah kita pernah mengalami apa yang disebut dengan salah paham. Berawal dari kesalahpahaman dalam berkomunikasi membuat kita akhirnya gagal untuk memahami. Keterampilan mendengarkan dengan baik dimulai dengan sikap hati dan pikiran yang terbuka. Orang yang bisa mendengar dengan baik akan dapat memahami dengan baik, dan pada akhirnya mengerti makna dan pesan tersebut. Orang yang mau belajar memahami dan mengerti adalah orang yang mau dituntun dalam kebijaksanaan. Cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata, dan bertindak dengan hati-hati. Belajarlah mendengar dan memahami suara Allah sehingga kita dapat mengerti apa yang semestinya diperbuat dalam kehidupan kita. Seperti halnya beberapa orang Yunani dan perempuan terkemuka yang merespons anugerah Allah karena mereka mendengar suara Allah, yang mengetuk pintu hati mereka. Mereka melakukan kehendak Allah dengan bergabung dalam komunitas Paulus dan Silas.

    BalasHapus
  25. Kisah Para Rasul 18 : 1-28
    • Refleksi : Kesibukan sering membuat kita asyik dengan diri sendiri, lalu lupa keadaan sekeliling. Kita bersembunyi di balik kata "sibuk" untuk menolak terlibat dalam pelayanan. Tanpa sadar, kita telah meletakkan tujuan hidup hanya untuk alasan duniawi. Menjadi orang sukses, pandai, kaya, dan terhormat. Dan itu pula yang kita tanamkan pada anak kita agar mereka bisa mencapai kesuksesan versi orangtua. Akhirnya anak tumbuh menjadi pribadi yang menempatkan kepuasan duniawi sebagai tujuan hidupnya. Apapun pekerjaan kita, jangan menjadikannya sebagai tujuan hidup. Semua itu hanyalah sementara. Alkitab mengajarkan kita agar menjalani hidup menurut tujuan Tuhan dan memberi diri untuk perkara yang kekal. Menyelaraskan tujuan kita dengan tujuan Tuhan, akan membuat kita lebih berbahagia. Hidup yang berfokus pada dunia hanyalah kesia-siaan. Karena itu hiduplah untuk memuliakan nama Tuhan dan berpegang pada perintah-Nya.

    BalasHapus
  26. Kisah Para Rasul 19 :1-40
    • Refleksi : Tujuh orang anak Skewa menjadi tukang jampi. Mereka menggunakan nama Yesus untuk mengusir roh jahat. Nama Yesus yang diberitakan oleh Rasul Paulus menjadi masyhur kuasanya. Sebab nama Yesus mengandung kuasa. Itulah yang menyebabkan anak-anak Skewa memilih mencatut nama Yesus dalam praktik mengusir roh jahat. Mereka hanya tahu nama Yesus, tetapi tidak mau hidup dalam kebenaran Allah. Akibatnya roh jahat itu tidak tunduk kepada nama Yesus yang dikatakan oleh para dukun Yahudi itu. Roh jahat juga mengetahui tentang Yesus dan Paulus, namun roh itu tidak mengenal otoritas anak-anak Skewa. Akibatnya orang yang dirasuki roh jahat balas menyerang orang-orang tersebut. Mereka menerjang sehingga orang-orang itu lari ketakutan. Ada perbedaan antara tahu dengan percaya. Perasaan tahu hanya melihat atau mendengar, belum sampai pada pemahaman yang sebenarnya. Sedangkan percaya adalah sikap mengandalkan sesuatu yang dipercayai. Orang yang percaya kepada Yesus akan hidup menurut kehendak-Nya. Kegagalan anak-anak Skewa mengusir roh jahat justru membuat nama Yesus semakin terkenal. Melalui kejadian itu orang-orang menjadi tahu bahwa nama Yesus bukan nama yang sembarangan. Sebab, dalam nama Yesus ada kemenangan dan kuasa bagi setiap orang yang mau hidup mengikuti kehendak-Nya.

    BalasHapus
  27. Kisah Para Rasul 20 :1-38
    • Refleksi : Perpisahan memang selalu mendatangkan kesedihan. Namun, ia tidak selamanya menyisakan nestapa. Ia juga bisa bersumbangsih membuat kehidupan menjadi lebih baik. Teladan dari sahabat yang berpisah bisa menjadi pemicu untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Sahabat menjadi inspirator. Paulus menceritakan kehidupannya sebagai rasul kepada jemaat Efesus kepada penatua yang datang ke Miletus. Dalam memberitakan Kristus, dia memang menghadapi banyak situasi sulit dan kerap membuatnya menangis. Para pembencinya, bahkan, sering mengancam akan membunuhnya. Namun, dia tetap berjuang dan terus melayani demi kebaikan jemaat Efesus. Baginya, Injil harus dibagikan kepada banyak orang. Paulus berharap pelayanannya mencapai garis akhir. Dia ingin mewariskan sesuatu yang baik bagi jemaat Efesus. Setelah meninggalkan jemaat Efesus, Paulus ingin agar mereka saling menjaga sebagai umat Allah. Paulus menasihati agar mereka awas dari segala ancaman yang datang. Akhirnya, Paulus menyerahkan jemaat Efesus ke tangan kasih Kristus. Lewat teladannya, Paulus mendorong jemaat Efesus agar saling menolong sebagai bukti murid Kristus. Setelah berlutut dan berdoa, Paulus meninggalkan jemaat itu. Gaya hidup pengikut Kristus harus berbeda dan wajib memberi dampak positif. Teladan Paulus menginspirasi jemaat yang dilayaninya. Dia berusaha membangun cara hidup baru kepada orang-orang percaya agar merasakan kasih karunia Kristus. Walau tidak lagi ada di tengah jemaat, tetapi keteladanannya masih tinggal bersama mereka. Begitulah Paulus meninggalkan mereka dalam sukacita. Kita harus berdampak bagi kehidupan.

    BalasHapus
  28. KAMIS, 1 APRIL 2021
    KAMIS PUTIH (PUTIH)
    BACAAN I: Kel. 12: 1-8.11-14
    BACAAN II: 1Kor. 11: 23-26
    BACAAN INJIL: Yohanes 13: 1-15

    RENUNGAN:

    Kutipan sabda Yesus: “Jika Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian barama Aku”, perlu mendapat perhatian kita semua. Siapa yang dapat mengukur atau memberi jaminan kebersihan hati untuk tinggal dengan Allah? Tentulah Allah sendiri. Kriteria kebersihan hati pada Allah, bukan pada manusia. Celakanya adalah kita kerap menganggap diri sudah bersih, atau menjadi kriteria manusiawi untuk mengukur kadar 'kebersihan atau kekudusan hati' di hadapan Allah. Oleh karena kita tidak mampu mencapai kebersihan hati kita hanya dengan upaya kita sendiri, maka kita perlu mengakhiri Yesus untuk membersihkan diri kita. Terhadap para murid-Nya, Yesus menekankan agar mereka tidak mencari selamat sendiri. Perintah agar saling membasuh kaki dalam renungan Kamis Putih ini adalah perintah untuk saling melayani kerendahan hati, sekaligus perintah untuk bertanggung jawab terhadap kebersihan hati sesama. Inilah artinya hidup dalam persekutuan. Sebab, persekutuan merupakan wadah agar dunia yang semakin mengenal dan menyaksikan keselamatan. Keselamatan itu terwujud dalam persekutuan bersama Allah Tritunggal.

    BalasHapus
  29. JUMAT, 2 APRIL 2021
    JUMAT AGUNG
    BACAAN I: Ya. 52: 13-53: 12
    BACAAN II: Ibr. 4: 14-16; 5: 7-9
    BACAAN INJIL: Yohanes. 18: 1-19: 42

    RENUNGAN:

    Jika kita mencermati bacaan Injil pada hari Jumat Agung ini, kita akan melihat hal-hal berikut ini: terhadap caci makian, Yesus tidak menyalahkan. Dia mengungkapkan kata-kata pengampunan. Terhadap penderitaan, Dia tidak mempersalahkan siapa pun. Dia tidak mengkambinghitamkan orang lain. Yesus tidak mempersalahkan Petrus yang menyangkal atau Yudas yang berkhianat. Terhadap kesengasaraan, Dia tidak mempersalahkan Bapa-Nya. Dia memang bertanya, “Allah-Ku yang Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Tetapi, kemudian disusul dengan sebuah kalimat pernyerahan diri: “Ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku”
    Yesus telah mengajarkan kita bagaimana beriman yang benar. Ia mengampuni sekalipun begitu sangat dirugikan; kerendahan hati-Nya untuk tidak selalu melakukan diri dan berkelit kendati Dia benar; tidak menyalahkan orang lain meskipun ada alasan untuk itu; tidak Bapa-Nya meskipun Bapa-Nya fleksibel; tetap mendoakan sekalipun disakiti. Itulah gambaran beriman yang ditawarkan Yesus dan seharusnya menjadi contoh bagi kita.

    BalasHapus
  30. Kisah Para Rasul 21:1-40

    Setiap orang diberikan Tuhan waktu yang sama yaitu 24 jam. Namun, apakah semua orang memanfaatkan waktu yang berharga itu sebagai kesempatan untuk melakukan hal yang bermanfaat? Rasul Paulus menyadari pentingnya waktu. Maka setelah perpisahan yang berat dengan para penatua di Efesus, Paulus dan rekan-rekannya. segera melanjutkan perjalanan mereka. Mereka menggunakan
    setiap kesempatan yang ada di setiap tempat yang disinggahi kapal
    yang mereka tumpangi untuk mengunjungi, melayani, dan bersekutu
    dengan saudara-saudara seiman di sana.
    Paulus dan rekan-rekannya tidak menyia-nyiakan waktu sebagai kesempatan berharga untuk menyatakan kasih dan kepedulian terhadap jemaat. Juga agar mereka mengetahui keadaan saudara seiman mereka itu. Mereka juga dapat menyaksikan karya Tuhan melalui para
    hamba-Nya sebagaimana Filipus dan keempat anak gadisnya yang
    memiliki talenta khusus dalam melayani Tuhan. Pada gilirannya, Paulus dan para rekannya mendapatkan penghiburan, kekuatan, dan berkat dari orang-orang yang mereka kunjungi.
    Mereka juga tidak lupa menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan.
    Mereka tahu bahwa perjalanan mereka tidak akan berhasil tanpa campur tangan Tuhan. Terlebih lagi, Paulus mendapatkan bisikan Roh Kudus bahwa di Yerusalem penderitaan sedang menantinya,
    sehingga teman-temannya berusaha mencegahnya pergi. Namun, kasih
    dan kepedulian pada jemaat Yerusalem yang sedang menderita dan bebannya bagi keselamatan kaum sebangsanya membuat Paulus rela mempertaruhkan hidupnya.
    Hidup ini begitu singkat dan kesempatan tidak selalu ada. Maka manfaatkanlah waktu yang diberikan Tuhan dengan bijak sebagai satu kesempatan emas untuk bersekutu, melayani, dan memberitakan Injil serta menyatakan kepedulian dan kasih terhadap mereka yang menderita.

    BalasHapus
  31. Kisah Para Rasul 22:1-30

    • Refleksi : Paulus pun terjebak dalam kondisi darurat. Ia bagaikan telur di ujung tanduk. Banyak orang Yahudi marah kepadanya. Untuk meredam situasi, kepala pasukan memerintahkan agar Paulus dibawa ke markas. Di sana mereka akan memeriksa dan menyesahnya untuk mencari tahu penyebab kerusuhan. Paulus cerdik untuk keluar dari tekanan. Ia mengeluarkan senjata rahasianya pada saat yang tepat. Menariknya, solusi itu sama sekali tidak melanggar peraturan. Ia tetap jujur dan berlaku tidak curang. Kita bisa mempelajari dua hal dari pengalaman Paulus ini. Pertama, ia arif. Paulus bukan sosok pengecut yang takut menderita. Namun, ia tahu apa yang harus ia jalani. Kedua, ia proaktif. Paulus tidak merengek di hadapan masalah. Sebaliknya, ia memutar otak menemukan pemecahan masalah.

    BalasHapus
  32. Kisah Para Rasul 23:1-35

    • Refleksi : Paulus menyaksikan sendiri bagaimana tangan Tuhan melindunginya dari sebuah ancaman pembunuhan. Tuhan memakai kepala pasukan dan jajarannya untuk menjaga Paulus. Surat pengantar juga diberikan kepada wali negeri, Feliks, untuk menjamin keamanannya. Lewat surat itu, Paulus dinyatakan tidak layak dipenjara atau dihukum mati. Bagaimana cara Allah melindungi Paulus? Kita melihat bahwa Tuhan menggunakan birokrasi pemerintahan sebagai alat perlindungan bagi Paulus. Tuhan menjaga Paulus bukan dengan sebuah kisah bombastis seperti menurunkan bala tentara dari langit. Artinya, pemeliharaan-Nya bisa saja terjadi dari peristiwa biasa dan sederhana. Dan jika kita kaitkan dengan zaman saat ini, khususnya dalam beberapa tahun terakhir, kekristenan kita tampaknya haus dengan pengalaman "wow". Kita suka dengan kisah-kisah menghebohkan. Akibatnya, kita menjadi orang Kristen yang suka dengan hal-hal muluk. Hal-hal biasa, yang datang menyapa dalam hidup keseharian, kerap lewat begitu saja. Padahal, tanpa disadari, bisa saja tangan-Nya sedang menjaga kita lewat sebuah kejadian sederhana. Dan akhirnya, kesempatan yang besar terhilang.

    BalasHapus
  33. Kisah Para Rasul 24:1-27

    • Refleksi : Setelah dipindahkan ke Kaisarea, Paulus kembali harus berhadapan dengan Mahkamah Agama yang dibela oleh seorang pengacara.Pengacara bayaran itu memuji-muji Feliks sebagai seorang yang bijak, baik, dan murah hati. Pujian itu bertujuan agar Feliks merasa tersanjung dan akhirnya mengambil keputusan yang menguntungkan mereka. Tujuan itu pun tercapai karena sang pengacara melancarkan tiga tuduhan palsu bahwa Paulus telah membahayakan banyak orang melalui ajaran-Nya, menimbulkan kekacauan di mana-mana, dan melanggar kekudusan Bait Suci. Tiga tuduhan tersebut dibantah satu per satu oleh Paulus. Kedatangannya ke Yerusalem dengan maksud untuk beribadah, tidak dapat dibuktikan sebagai upaya mengacaukan umat Yahudi, ataupun Bait Suci. Apa yang Paulus lakukan senantiasa sesuai dengan pengajaran Kitab Suci. Bila ada yang dapat disebut kesalahan dalam diri Paulus, ialah bahwa ia mengikuti Jalan Tuhan yang mereka anggap sesat. Padahal hal itu bersumber pada Kitab Suci yang memang mengajarkan adanya pengharapan akan adanya kebangkitan orang mati, sama seperti para pendakwanya. Menyangkut karakter, Paulus selalu berusaha hidup jujur dan benar di hadapan Allah dan manusia, dan mengasihi kaum sebangsanya dengan datang ke Yerusalem membawa persembahan diakonia. Ketika mereka menangkapnya, ia sedang beribadah di Bait Suci. Walaupun Paulus tidak terbukti bersalah, sayangnya, Feliks yang mengetahui Jalan Tuhan, tidak berani mengambil keputusan. Bahkan ia dan isterinya mendapat kesempatan untuk mendengarkan Injil dari Paulus, tetapi tetap menutup hatinya terhadap Injil yang membongkar dosa dan kebobrokan hidupnya karena memiliki banyak isteri. Feliks terus menundanya sampai akhirnya dia digantikan oleh Perkius Festus. Kita perlu memiliki sikap seperti Paulus, selalu menggunakan kesempatan untuk memberitahkan Injil kebenaran dan menegur dosa mereka yang bersalah.

    BalasHapus
  34. SABTU, 3 MARET 2021
    SABTU SUCI
    BACAAN I: Kel. 14: 15-15: 1
    BACAAN II: Rm. 6: 3-11
    BACAAN INJIL: Markus 16: 1-8

    RENUNGAN:

    Tidakah mudah untuk memahami pengalaman akan Allah. Bahkan, lembaga agama terkadang justru menjadi penghalang umatnya untuk berbagi kisah mengenai pengalaman akan Allah. Para penjaga kubur memberitakan kebangkitan kepada imam-imam kepala. Para penjaga adalah saksi pertama, dan semestinya imam-imam kepala sebagai tokoh agama, menjadikan kesaksian mereka sebagai titik balik beriman. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Mereka tetap bertahan dengan konsep Allah yang mereka tidak ditangani sendiri. Mereka tidak sudi bahwa Allah hadir di luar yang mereka hubungi. Inilah bentuk arogansi agama. Bahkan, Allah pun berbicara oleh agama.
    Kisah Injil hari ini diimplementasikan sebagai perwujudan wujud sipil dan agama untuk membungkam kebenaran. Agama dan politik saling mempolitisasi demi kepentingan segelintir orang. Agama tercemar, alhasil orang apatis dengan hidup rohani. Politik tercemar, alhasil orang tak lagi mempercayai politik. Generasi muda menjadi kabur perihal kebenaran. Ini adalah tujuan dari kegelapan, Iblis. Situasi seperti ini adalah tantangan kita sebagai pengikut Kristus. Ketika pewartaan iman kita selalu dihalang-halangi, ketika ekspresi iman kita selalu ditertawakan, justru di sinilah kita melihat kebenaran dari Sabda Yesus. Tinggal bagaimana sikap kita: Berdiam diri dalam kekecewaan atau lebih giat menumbuhkembangkan iman?

    BalasHapus
  35. Kisah Para Rasul 25:1-27

    • Refleksi : Banyak orang yang tahu kebenaran, tetapi hidupnya tidak sesuai dengan kebenaran itu. Orang semacam itu akan ragu-ragu mengambil keputusan yang didasarkan atas kebenaran. Festus ternyata tidak berbeda jauh dengan Feliks. Ia peragu. Dalam bertindak, ia lebih suka mengikuti kemauan orang lain daripada berdiri di atas prinsipnya sendiri. Ia juga rela mengorbankan Paulus sebagai sebuah anugerah bagi orang Yahudi, demi mengambil hati mereka. Padahal, Paulus tidak bersalah, baik terhadap hukum Taurat, Bait Suci, maupun terhadap Kaisar. Orang Yahudi sendiri juga tidak dapat membuktikan kesalahan yang mereka tuduhkan, dan Festus sendiri juga mengakui bahwa Paulus tidak bersalah. Karena itu Paulus menegur perbuatannya. Paulus juga menuntut haknya sebagai warga negara Romawi dengan naik banding kepada Kaisar. Sikap Festus yang peragu juga membuat dirinya sendiri mengalami kesulitan dalam memeriksa perkara Paulus, serta dalam menuliskan surat pengantar kepada Kaisar tentang tuduhan-tuduhan yang diajukan kepada Paulus. Terlebih masalah Paulus adalah masalah agama, bukan masalah hukum. Oleh karena itu, ia harus meminta masukan dari raja Agripa II (saudara dari Drusila, isteri Feliks) dan orang-orang yang terkemuka di Kaisarea. Hal ini membuat dia mengalami dilema karena takut mengirimkan seorang tahanan kepada kaisar, tanpa memaparkan kesalahan atau tuduhannya. Begitulah kesulitan yang akan dialami orang yang tidak berani tegas dalam mengambil keputusan berdasarkan kebenaran. Selain merugikan orang lain, sesungguhnya kita juga merugikan diri sendiri. Pada awalnya kita akan menjadi gelisah karena tindakan kita bertentangan dengan hati kita. Dan lama kelamaan, hati nurani kita akan menjadi tumpul dan tidak peka lagi terhadap kebenaran. Karena itu, jangan pernah lalaikan setiap kebenaran yang bersuara di hati kita ketika kita bertindak atau mengambil suatu keputusan. Selain itu, pertajamlah kebenaran suara hati itu melalui firman Tuhan yang kita dengar atau baca tiap-tiap hari.

    BalasHapus
  36. Kisah Para Rasul 26:1-32

    • Refleksi : Paulus merasakan kelamnya sebuah masa lalu. Dalam kesempatan membela kasusnya, ia jujur mengakuinya. Paulus adalah seorang Yahudi, bahkan seorang Farisi menurut mazhab paling keras. Ia banyak memenjarakan orang kudus, bahkan berharap mereka dihukum mati. Ia berterus terang sering menyiksa orang Kristen di rumah ibadat. Ia memaksa mereka untuk menyangkal iman. Namun, ketika Paulus berjumpa dengan Tuhan, ia bertobat. Paulus punya pemikiran dan arah baru dalam hidupnya. Jelas bahwa Paulus tidak menyiksa dirinya dengan masa lalu. Ia tidak melupakannya, sebaliknya sadar dengan sejarah hidupnya yang brutal. Menariknya, Paulus tidak pernah berusaha menyembunyikan atau menyangkali itu semua. Sebaliknya secara jujur dan terbuka, ia menerima fakta itu. Paulus berdamai dengan masa lalunya. Masa lalu bisa melumpuhkan kita dengan dua cara, yaitu sesal dan dendam. Jika tidak keluar darinya, maka yang tersisa hanyalah hati yang terluka. Kita akan dibuatnya bangkrut menjalani kehidupan. Terimalah masa lalu, belajar darinya, dan hiduplah sekarang.

    BalasHapus
  37. Kisah Para Rasul 27:1-44

    • Refleksi : Paulus saat itu telah mengingatkan tentang bahaya yang akan terjadi, namun nakhoda kapal mengabaikannya. Dan benar, kapal itu pun kandas karena cuaca yang sangat buruk. Bahan makanan semakin menipis dan itu membuat semua awak kapal putus asa dan kehilangan pengharapan. Paulus pun merasakan hal yang sama: letih, lapar, susah, namun ia tidak putus pengharapan. Paulus tidak menyikapi keadaan itu dengan rasa marah atau keluhan. Sebaliknya, Paulus tetap mampu memberi kata-kata yang menguatkan dan mengajak setiap orang untuk percaya kepada Tuhan. Pelajaran hidup kita di dunia ini tentu tidak selalu menjanjikan sebuah perjalanan yang aman. Terkadang, Tuhan mengizinkan perjalanan kita kandas. Di saat kita tidak berdaya, di sanalah kita diajar untuk tetap memercayakan diri kepada Tuhan. Kepercayaan kepada Tuhan membuat kita tidak putus pengharapan. Bahkan dalam situasi tidak berdaya pun kita dimampukan untuk menguatkan mereka yang lemah.

    BalasHapus
  38. Kisah Para Rasul 28:1-31

    • Refleksi : Kita mungkin pernah bertemu dengan orang yang mempertanyakan iman kita. Hal ini bisa muncul dari siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Mengapa memercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan? Mengapa Dia harus disalib? Mengapa wajib ke gereja? Tentu saja masih banyak pertanyaan lainnya. Paulus juga pernah mengalami situasi ini saat imannya dipertanyakan di Roma. Untuk itu, ia berinisiatif mengundang para pemuka agama Yahudi. Undangan itu bertujuan untuk menjelaskan masalah yang dialaminya. Namun, mereka malah mengatakan tidak mendengar berita apa pun mengenai itu. Tanpa disangka, para pemuka Yahudi justru membuka diri untuk mendengar penjelasan tentang iman Paulus. Mereka ingin tahu tentang kepercayaannya kepada Kristus yang sedang mendapat perlawanan. Dalam rangka itulah, mereka menentukan waktu untuk berbincang. Paulus menggunakan kesempatan itu untuk memberitakan Injil dan meyakinkan orang tentang Yesus. Semangatnya berapi-api untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah pribadi yang dijanjikan dalam kitab para nabi. Ini membuktikan antusias dan dedikasinya dalam menyebarkan Injil. Hasilnya? Ada yang percaya, namun tidak sedikit yang menolak. Sebagai orang percaya, kita diminta selalu siap sedia dalam memberi pertanggungjawaban iman. Ini merupakan salah satu cara memberitakan Injil. Kita harus menggunakan setiap kesempatan untuk tugas penting ini. Tuntutan ini memperingatkan kita, sebagai orang percaya, untuk terus belajar. Kita harus semakin serius membaca sekaligus mendiskusikan isi Alkitab. Tidak hanya Kitab Suci, kita juga perlu mengonsumsi buku-buku tentang pengetahuan lain. Tujuannya agar cakrawala wawasan dalam mempertahankan iman kita semakin luas. Iman dan pengetahuan adalah dua sisi tak terpisahkan.

    BalasHapus